Doa Masuk Masjid (When Entering a Mosque Prayer)

Masjid merupakan tempat umat Islam utuk melaksanakan ibadah shalat. Mengajak anak untuk sering ikut ke masjid insyaAllah bernilai ibadah. Adalah kewajiban kita sebagai orang tua untuk mengajarkan segala hal kepada anak kita sejak usia dini, terutama hal yang berkaitan dengan agama. Dengan sering mengajak anak kita ke masjid, kita sudah mengajarkan kepada anak, seperti apa itu masjid, mengapa harus shalat, mengapa harus berbaris rapi, dsb. Selain itu dengan sering berada di masjid, maka anak akan sering mendengar bacaan-bacaan Al-Quran. Ini sungguh sesuatu yang sangat baik untuk anak kita.

Imam Bukhari memuliskan dalam kitab shahihnya, pernah Rasulullah menggendong cucunya, Umamah putri Zainab. Padahal ketika itu beliau sedang shalat. Abu Qatadah berkata, “Kami keluar bersama Rasulullah saw, sedangkan Umamah binti Abi Al-Ash berada di atas bahu Rasulullah (digendong). Lalu beliau shalat. Ketika beliau rukuk, maka Umamah diletakkan, dan ketika beliau bangun dari rukuk, maka Umamah diangkat kembali.” (HR. Bukhari).

Betapa agungnya Islam dalam pembentukan nilai-nilai tauhid dan religiusitas bagi anak-anak sejak dini. Shalat yang merupakan ritual ibadah ubudiyah yang paling sakral yang menghubungkan antara manusia dengan sang Khalik, namun tetap tidak mengabaikan suasana hati anak-anak kecil, mereka tetap harus digembirakan dengan tetap menggendongnya hatta dalam keadaan shalat sekalipun. Betapa dekatnya Nabi saww dengan anak-anak kecil sampai Nabi dalam keadaan shalatpun tetap mengizinkan cucu-cucu kesayangannya Hasan dan Husain, untuk menunggangi punggungnya ketika beliau sedang sujud, dan dalam keadaan memimpin jama’ah shalat.

Betapa agungnya akhlak Nabi dan betapa jauhnya kita dari petunjuk beliau. Karena sulit khusyuk, seringkali kita halau anak-anak kita dari masjid dan tempat kita shalat. Kita larang mereka masuk masjid karena tidak mau terganggu tangis dan teriakan gembira mereka. Kita hardik dan ancam mereka jika tetap berlarian kesana kemari di dalam masjid. Kita marah dan geram dengan gerakan-gerakan lucu dan jenaka mereka yang mengikuti gerakan shalat kita, kita anggap itu penghinaan terhadap kesakralan shalat. Dan kita mendongkol, karena ketidakpahaman mereka, bahwa mengikuti bacaan imam cukup dengan lipsinch, tidak harus turut bersuara apalagi sampai terdengar keseantero masjid.

Kita mungkin pura-pura lupa, bahwa Nabi saww memendekkan shalatnya ketika memimpin shalat berjama’ah bukan karena terganggu oleh terdengarnya tangisan bayi, namun karena khawatir dengan kerisauan ibu sang anak. Dari Anas bin Malik berkata: Rasulullah saww berkata, “Aku betul-betul ingin shalat berlama-lama. Tetapi aku kemudian mendengar tangisan seorang bayi. Maka aku segerakan shalatku karena aku tahu ibunya sedih mendengar tangis bayinya”. (HR. Bukhari-Muslim). Nabi saww memilih memendekkan shalatnya, bukan karena terganggu tangisan bayi dan tidak pula melarang ibu-ibu membawa anak-anaknya ke masjid di waktu-waktu shalat berikutnya, namun lebih karena paham akan kerisauan hati sang ibu akan tangis anaknya.

اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

Allaahummaftah lii abwaaba rahmatika

Ya Allah, bukalah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu

Ya Allah, open for me Your doors of mercy







Telah dibaca :
 free web counter Counter Powered by  RedCounter

Share
Related Stories Widget by LinkWithin